Hujan pagi ini sebenarnya sama saja
Hanya saja Jaka bisa gila
Penjara yang Gadis buat terlalu rapat
Jaka mulai berbincang pada bayangan Gadis
Jaka bisa gila
Melihat ruang sepersekian meter saja
Jaka sulit menerjemahkan dimana letak Gadis berdiri
Jaka terbayang senandung Gadis
Memejamkan mata
Lalu Jaka kembali gila dibuatnya
Jaka benar-benar gila
Jaka tenggelam dalam cahaya lembayung setelah hujan pagi itu
Setelah tertuang aksara
Jantung Jaka
Beku
Sunday, July 31, 2016
JAKA GADIS
Jaka sibuk sendiri
Gadis mati sendiri
Jaka menyisipkan diksi
Gadis melebur dalam kata kata
Mengapa tak lagi gadis pertanyakan
Kemana jejaka akan berpulang
Jaka percaya
Gadis curiga
Jaka gadis pagi ini saling menampar diri
Gadis mati sendiri
Jaka menyisipkan diksi
Gadis melebur dalam kata kata
Mengapa tak lagi gadis pertanyakan
Kemana jejaka akan berpulang
Jaka percaya
Gadis curiga
Jaka gadis pagi ini saling menampar diri
PUSAT SEMESTA
Matahari itu milikku
Berkali kau bilang tak mau berbagi
Maka aku memilih diam
Matahari itu milikku
Berkali pula cahaya terpantul di air mukamu
Maka lagi-lagi aku memilih diam
Matahari itu milikku
matahari itu milikku
Ya, sayang
Hari ini hatiku terburai
Mana mungkin matahari itu terbagi jika seluruh sumber semesta ada di kedua bola matamu
Berkali kau bilang tak mau berbagi
Maka aku memilih diam
Matahari itu milikku
Berkali pula cahaya terpantul di air mukamu
Maka lagi-lagi aku memilih diam
Matahari itu milikku
matahari itu milikku
Ya, sayang
Hari ini hatiku terburai
Mana mungkin matahari itu terbagi jika seluruh sumber semesta ada di kedua bola matamu
KAMU
Seperti ini saja cukup
Seperti ini saja cukup
Seperti ini saja cukup
Katamu
Tapi
Sebelum selesai sudah dipotong
Seperti ini saja cukup
Jelaga itu terpaksa kutelan
Pahit
Kau tak mau tahu
Tetap saja, kamu itu ya kamu
Seperti ini saja cukup
Seperti ini saja cukup
Katamu
Tapi
Sebelum selesai sudah dipotong
Seperti ini saja cukup
Jelaga itu terpaksa kutelan
Pahit
Kau tak mau tahu
Tetap saja, kamu itu ya kamu
Friday, July 29, 2016
LUKA
Luka namanya
Sebab teriris
Pedih menangis
Luka pikirnya
Patah berduka
Bahu lemah bersandar
Tuan bukan luka bagi nona
Nona bukan sebab bagi tuan
Luka itu
Luka
Sebab teriris
Pedih menangis
Luka pikirnya
Patah berduka
Bahu lemah bersandar
Tuan bukan luka bagi nona
Nona bukan sebab bagi tuan
Luka itu
Luka
Subscribe to:
Comments (Atom)